Soe Hok Gie "the angry Yong Man" siapa yang tidak kenal si cina kecil ini. aktivis mahasiswa yang mamp[u menggegerkan kursi-kursi empuk DPR orde lamadengan teriakan-teriakan dan tulisan-tulisannya disejumlah media masa yang menuntut keadilan pemberantasan korupsi. pahlawan yang tak pernah tercatat di buku buku sejarah SD,SMP, maupun SMA.
Soe Hok Gie, warga Indonesia berdarah Tiong Hoa ini lahir pada tanggal 27 Desember 1941. Gie sangat prihatin terhadap keadaan rakyat Indonesia pada saat itu yang menjadi korban keculasan para pemimpin pemimpin rakyat. setidak-tidaknya rasa itu muncul sejak ia masih berusia belasan tahun. penilaiannya tentang dunia politik adalah pada dasarnya kotor.pandangan inilah yang menjadi dasar pembelaan Gie akan kekuatan moral dalam politik diawal tahun 1966.
Gerak langkah Gie yang kukuh untuk menumbangkan kepemimpinan Seokarno mulai terorganisir ketika ia duduk dibangku kuliah. Menjadi mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FS-UI). Disinilah ia mulai mengembangkan jiwa pemberontakannya untuk melawan apa pun yang ia anggap salah dalam pemerintahan khususnya. Wawasannya yang luas dikarenakan kegemarannya membaca menjadi salah satu modal dasar setiap agrumennya. Gie Bahkan pernah terlibat perdebatan sengit antara ia dan dosennya.
Pernah juga Gie kecewa kepada teman-temannya angkatan 66 yang ikut duduk dalam jajaran DPRGR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong) yang memang menyediakan kursi untuk para mahasiswa. Teman-temannya yang di delegasikan sudah tidak sesuai lagi dengan ideoligi aktivis mahasiswa lainnya yang mengharapkan perubahan pemerintah menjadi lebih baik. Mereka terlalu menikmati kenyamanan kursi DPRGR sehingga lupa apa tujuan mereka dikirim menjadi duta hamasiswa di jajaran DPR. Parahnya mereka saling berebut jabatan yang lebih tinggi. hal iniyang mambuat Gie gerah, ia dan teman temannya yang masih seideoligi membuat gebrakan dengan mengirirm kado lebaran dan natal kepada segenap jajaran DPRGR yang berisi pemulas bibir, cermin jarum dan benang disertai surat terlampir.
Gie, meninggal di usai muda, 27 tahun kurang satu hari, tepatnya tanggal 26 desember 1969 di puncak Gungung Semeru, Jawa Timur. Berpulangnya ia adalah sebuah pukulan berat bagi para masyarakat pada masanya. Gie, pemuda yang idealis bukan remaja yang hedonis. Gie, adalah aktivis pencinta alam yang tergabung dalam Mapala FS-UI. Kegemarannya mendaki gunung pula salah satu yang menumbuhkan sikap nasionalismenya. Gie adalah Gie. kepergiannya meninggalkan banyak karya tulis termasuk buku hariannya yang telah dibukukan pada tahun 1980an. Saah satu quote yang diambil dari buku hariannya :
"Seorang filsuf Yunani mengatakan. Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. rasa-rasanya memang begitu. Berbahagialah mereka yang mati muda"
Buku harian ini lah yang menjadi salah satu karya besar Riri Riza dalam dunia perfilman. Nicolas Saputra sebagai pemeran Gie.
Soe Hok Gie, adalah sosok kativis yang tidak kenal lelah untuk mencapai visi dan misi yang menjdi tujuannya. inilah yang patut kita tauladani. Pergolakan jiwa muda yang tak terbendung melahirkan jiwa jiwa idealis dengan moral dan pemikiran yang luas. Meskipun dalam perjalanannya banyak mulut-mulut kasar mengencamnya, oknum oknum tersembungyi mengincar nyawanya. Tapi Gie adalah macan mimbar, tak takut oleh cercaan orang-orang yang berfikiran pendek. orang-orang yang selalu mengatakan "anti cina" yang meneriakan pada Gie bahwa ini Indonesia, bukan tanah cina. tanah keturunan Gie. Tapi Gie adalah seorang remaja Indonesia sejati yang berjuang demi harkat dan martabatbangsanya.
0 komentar:
Posting Komentar