Kamis, 12 Mei 2011 | By: Cahaya Vigra

Hilang

Tak ada lagi kata yang bisa kita ucap
Tak ada lagi hari yang bisa kita bagi
Hanya sepi yang kita resapi
Dalam diam kala langit mengelam

Izinkan aku mengenangnya kawan
Semua tawa yang pernah kau bawa
Semua rasa yang pernah kau cipta
Dalam waktu yang tlah berlalu

Dan atasmu aku belajar
Bahwa tak kan ada rasa memiliki
Bagi yang belum merasa kehilangan
Minggu, 10 April 2011 | By: Cahaya Vigra

Kader

Sadarkah kita kawan, bahwa kita seorang kader. Bukan hanya kader bagi suatu organisasi tapi juga kader bangsa dan agama. Kewajiban kita lah meluruskan yang berbelok, benerangkan yang gelap, dan mendamaikan hati yang bergolak. Itu bukan hanya kewajiban bagi para ulama atau pemimpin. Dan bukan kah kita ini juga adalah pemimpin. Jangan karna usia kita yang masih muda kemudian kita lepas tangan tentang kewajiban kita terhadap kebaikan yang telah diamanahkan Allah bagi hambanya. Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Slogan itu lah yang patutnya terpatri dalam hati setiap manusia, nisacaya segala bentuk kemaksiatan baik kepada diri sendiri maupun orang lain akan terminimalisir. Kita lah KADER MUDA BANGSA DAN AGAMA. Ditangan kitalah perubahan itu akan dimulai. Ditangan kitalah babak baru akan dimulai.
Ya, setiap orang pasti akan berfikir kita masih terlalu muda. Padahal banyak pemimpim-pemimpin muda justru lebih berdedikasi dari pemimpin yang telah dimakan usia yang sudah membatasi progresnya. Mau contoh?
Evo Morales jadi presiden pada usianya yang baru 43 tahun. Dibawah pimpinanya sekolah gratis dan rumah sakit gratis didirikan. Bakhan Jhon Major memimpin negri kapitalis, terjun ke politik usia 17 tahun. Memimpin Inggris usia 44 tahun. Soemaoen lebih gila lagi, 14 tahun sudah jadi pemimpin PKI. Kelak kita tahu PKI adalah partai terbesar sebelum tahun1965. Soekarno usia 20 tahun sudah memimpin partai. DN Aidit berusia 31 tahun ketika memimpin PKI yang memiliki anggota 3,5 juta orang. Hatta pada usia 16 tahun sudah memegang posisi Bendahara Jong Sumatranen Bond Padang, Sjahrir sebelum 20 tahun sudah menjadi tokoh Perhimpunan Indonesia. Tan Malaka pada usia 30 tahun menjadi calon CPN (Partai Komunis Nederland) untuk Tweede Kamer.
Masih bisa kah kalian mengelak bahwa kalian adalah seorang kader pemimpin? Masih bisa kah kalian disibukan oleh segala roman picisan masa keemasan SMA? Masih bisa mengatakan 'ah aku masih muda, biar orang lain saja yang mengurusi negara ini'. Kalau semua orang berfikiran seperti itu. Jangan harap 20 tahun yang akan datang Negri ini bisa mencapai kemajuan dimata Dunia. Renungkan itu kawan. Nasib Negara dan agama ada ditanganmu.
Kamis, 31 Maret 2011 | By: Cahaya Vigra

Akhir Sebuah Kesenangan

"Masa Masa SMA itu dinikmati, karna kau akan merasa sungguh kehilangan jika kau melewatkannya, masa2 dimana kau mampu belajar kehidupan dari manis hingga pahitnya" begitulah kata seorang yang sungguh bijak dalam hidupku. ya, masa masa itu memang masa dimaka kita akan mengenal hidup darisesuatu yang indah sekaligus menakutkan.
Indah, karna disana aku belajar bersyukur, aku telah dipertemukan dengan kalian, kawan kawan super yang tak akan pernah aku temukan di seluruh dunia sekalipun. kalian yang mengajarkan padaku berbagi, dari seorang yang egois sepertiku. yang tak pernah mengenal kata 'maklum', dalam hidupku yang keras, aku belajar sabar, ikhlas, dan yang terpenting, aku belajar MENCINTAI dari kalian.
Mencintai hidup,
mencintai arti persahabatan,
mencintai perbedaan,
mencintai kerja keras,
mencintai perjuangan
hingga mencintai cobaan.

Meski tangis tak mampu terelakkan, kan warnai perjalanan suciku mengenal hidup tapi pada kalian, aku belajar untuk mengenal arti perjuangan lewat tangis ...
Tangis kesepian,
tangis kesedihan,
tangis kekecewaan,
tangis keangkuhan,
hingga tangis penghambaan

Aku yang dulu selalu terjebak dalam kubang hitam keangkuhan, yang tak pernah mengerti kebersamaan.
Aku yang selalu hidup dalam satu lingkaran, antara aku dan diriku. kini kalian mampu membawaku hingga keujung langit.
Tuk mengenal dunia, tuk mengenal Pencipta...

Terima kasih kawan. kata dan rasa yang tergores dihati tak kan pernah aku lupakan...
kalian adalah Bulan dan Bintang dalam gelapnya malamku...
kalian adalah langit dalam sepinya Siang sang Mentari...
Terima kasih Tuhan, Kau telah kirimkan mereka untuk membuka tabir hidupku..
Diakhir kebersamaan kita, izinkanlah aku ucapkan MAAF atas segala ungkap dan ucap dalam perkataan maupun perbuatan... dan KALIANLAH PENGINDAH HATIKU...
Kamis, 03 Maret 2011 | By: Cahaya Vigra

Bukan..

Mungkin semuanya memang tak seperti yang ku mau
tak sesempurna anganku
tak setinggi khayalku
Tapi aku bahagia
cukup dengannya disisiku
cukup dirinya temaniku
meski dalam tidurku...

Mungkin tak kan ada kisah sang putri dan pangeran
dengan cinta indah di setiap sudut istana
tapi aku t;ah miliki dirimu
yang kan slalu ciptakan lengkung disetiap sudut bibirku
Kamis, 03 Februari 2011 | By: Cahaya Vigra

Aku tak tahu

Jika boleh aku bertanya
apa ini 'Rindu'?
rindu akan setiap kata yang kau untai
rindu akan tawamu yang berderai
rindu tatapan matamu yang damai
lemaskan seluruh persendianku
saat kau mulai balas tatapku
mengulur waktu enggan berlalu

sebelumnya, aku tak tahu apa itu rindu
hanya dari mulut yang tak tahu malu
umbarkan kata yang tak pernah ku tahu
hanya isi dalam sebuah lagu
dengan makna yang tak pernah ku tahu

yang aku tahu sayang,
kini aku tersiksa
memendam rindu yang mengakar
merasa sesuatu yang mekar
Selasa, 01 Februari 2011 | By: Cahaya Vigra

Bumi dan Mentari

Aku bernafas
Tapi aku tak hidup
Mengertikah kau tentang aku?

Bintang Tercipta bersama bulan...
Terang bersama dalam Malam
Sedangkan Mentari?
Ia Tercipta untuk Sendiri
Hangatkan dinginnya angkasa
Dan kau?
Dan kau tak pernah menjadi Mentari
Kau hanya ingin menjadi dirimu
Dengan kerasnya hatimu
Kau bawa ku bersamamu
Terseret, Terjatuh, Terluka...

Bukankan kau pernah berkata
Luasnya bumi dan Matahari tak seberapa
Hangat mentari saat pagi tetap kan menyapa
Tapi kini tak ada yang tersisa
Hanya beku yang meraja

Satu hal yang harus kau ingat
Aku akan selalu menjadi mentari
Meski kau bukan lagi Bumi...
Sabtu, 22 Januari 2011 | By: Cahaya Vigra

Kutipan Rindu

ia bukan bintang
tapi ia mampu tunjukan jalanku...
ia bukan udara...
tapi darinya aku mampu hidup...
ia bukan bulan...
tapi ia bersianar cemerlang dilangit yang kelam...
ia bukan matahari...
tapi ia mampu hangatkan hati...
ia bukan awan...
tapi ia teduhkan langkahku dan terus berjalan...
ia bukan batu karang...
tapi ia kuatkan jiwaku tuk terus berjuang...
ia bukan hujan...
tapi ia berikan kehidupan...
ia bukan langit...
tapi ia memiliki jiwa yang luas,,.

ia ajarkan aku hidup...
ia ajarkan aku tertawa...
ia ajarkan aku arti kesetiaan...
ia ajarkan aku melangkah...
ia ajarkan aku cinta...

meski dunia menganggapnya makhluk lemah...
tapi bagiku...
ia adalah bumi, ia adalah langit, ia adalah kehidupan...

sekutip kata dari jiwa...
semoga mampu wakilkan rindu...
meski tak seindah pengorbananmu...
hanya mampu berdoa disetiap sujudku...
semoga kau selalu dalam kasih Tuhanku...
Sekutip Rindu untuk ibu...